Thursday, December 10, 2009

Mereka yang hilang dijalan dakwah



“Pergi meninggalkan jalan dakwah atau berhenti melakukan dakwah” Inilah yang banyak terjadi di jalan dakwah. Ketika da’i-da’i hilang meninggalkan jalan dakwah.

“dakwah ke perkampungan orang asli”

Disaat masih diuniversity, para mahasiswa dengan penuh semangat menyusun program jangka panjang dan jangka pendek untuk masuk ke perkampungan orang asli. Program disusun begitu rapi dan terlihat mantap. Setiap program yang diadakan, selalunya tidak kurang dari 40 orang yang turun bersama berdakwah ke kampung orang asli. Menebarkan islam, memperlihatkan dunia islam, dan menyampaikan dakwah islam. Hampir setiap negeri di Malaysia ini mereka datangi. Dengan penuh semangat mereka berdakwah.

Masuk ke kampung-kampung orang asli yang jauh dari bandar. Menginap disana, meninggalkan rumah dan asrama. Tinggal di rumah yang berlantaikan buluh, tidur diatas lantai buluh dalam keadaan kedinginan, meninggalkan tempat tidur mereka yang hangat dan nyaman di asrama dan di rumah mereka. Bahkan lebih dahsyat lagi, ada yang sanggup untuk tidak merayakan hari raya bersama keluarga mereka dan memilih merayakan hari raya di perkampungan orang asli yang jauh dari bandar dan jauh dari keluarga mereka.

“Tapi apa yang terjadi ketika mereka telah selesai belajar?”

Ketika mereka mereka telah selesai belajar, mereka tidak lagi masuk ke perkampungan orang asli. Bahkan ketika dihubungi dan diajak untuk masuk ke kampung orang asli, berbagai alasan disampaikan. Ada yang tidak mau menjawab panggilan.

“Apa sebenarnya yang kita cari?”

Apa sebenarnya yang kita cari dalam perjalanan ini? Adakah hanya sekedar suka-suka? Sekedar mengisi waktu? Atau mencari pandangan manusia agar dianggap sebagai seorang da’i? Atau sekedar mencari pengalaman?

Banyak alasan dan penyebab serta yang dicari oleh seseorang yang pergi “berdakwah”. Ada yang ingin dikenal oleh media, mencari gelar, agar disanjung, mencari pengalaman, dan berbagai tujuan-tujuan lain. Tapi semua itu bergantung pada diri masing-masing. Kita masing- masing yang menentukan tujuan dan niat langkah kita dan kita juga lah yang harus menentukan akhir langkah kita. seperti yang dikatakan dalam sebuah hadis yang sudah sangat mashur ditelinga kita.

“innamal a’malu binniat”

4 comments:

Werdah said...

Salam Wildan,

Adakala urusan utk berdakwah ke tempat2 sedemikan memerlukan sokongan ramai ahli.. jika berseorangan mungkin memerlukan kekuatan fizikal dan rohani yang mantap..

Mudah2an wildan diberikan kekutan menjadi seorang da'i yang dipermudahkan Allah. Nita seseorang hanya diketahui oleh Allah dan org itu sendiri.. teruskan berdakwah..

wildan said...

itulah sebagian jawaban dari para muslim..
namun sy telah menyaksikan bahwa seorang kristian telah berdakwah seorang diri naik keatas bukit yg perjalannnya memakan masa 6 masuk k kg..dari 5 tahun yg lalu, dia masih orang yg sama, kreta yg sama, masih sendiri seperti dulu..tapi jumlah kristian di pedalaman kelantan sekarang ini adalah 80% dari jumlah sluruh orang suku pdalaman..

Werdah said...

Salam Wildan,

Maha Suci Allah, itulah yang makcik maksudkan, yakni perlu ada kekuatan spt tabligh kristian tu..

Semoga usaha wildan berterusan.

Mudah2an artikel ni dpt menarik ramai para daie berjuang..

Putraz April said...

Firman Allah "jika kamu bantu Allah nescaya Allah bantu kamu..."

Mmg benar agama kristian & hindu sdg giat berdakwah...sedangkan org2 Islam asyik bertelagah sesama sendiri, byk mempertikai hal2 furu' tapi abaikan hal2 aqidah...

blog yg menarik ttg bab2 aqidah

teruskan perjuangan...Allahu Akbar

http://ashsyumul.blogspot.com/

Post a Comment

terimakasih sebab sudi mengunjungi blog sy...
smoga bermanfaat untuk semua..