Saturday, April 18, 2009

Hati Sebening Embun...


jika hati sebening embun...jika hati sebersih embun..

.....::::Bismillahirrohmaanirrohiim::::......

“Terlalu susah mendidik hati...saat dipuji hati menjadi sombong."

Awalnya hanya debu kecil yang tak terlihat. Bangga dengan kemampuan diri, merasa diri lebih berbanding orang lain. Bahkan terkadang perasaan itu hadir tanpa mampu untuk dirasakan, hadir tanpa disadari.
Halus, jauh lebih halus dari pada sulaman sutera cina. Aromanya tidak busuk, tak mampu merasakannya, hanya ada aroma wangi. Wanginya akhlak diri membuat diri terlena. Seperti memakai baju yang baru dan sangat bagus. Terasa keindahan ada pada diri. Jika dikatakan “anda sungguh baik, kata-kata anda penuh hikmah”. Mulut menjawab “alhamdulillah..segalanya hanyalah milik allah..”namun hati mulai terlena. Terbuai oleh pujian..bangga pun menyelinap dalam diri. Hati mulai merasa bangga dan yakin bahwa diri ini memang benar. Terasa diri begitu mulia dan bersih sehingga merasa diri tidak layak untuk membersihkan tempat yang kotor.

Jika ada orang yang berbuat dosa dan maksiat, mulut berkata”aku membencinya karena allah”. Walau sesungguhnya hati memang tidak menyukai orang tersebut. Jika bertatap muka, senyum pun tidak dikeluarkan dengan alasan” aku membencinya karena allah”. Mulai lupa akan diri sebab akhlak telah pun dirasakan cukup mulia. Merasakan seakan wajah bersinar, dan pintu syurga telah dibuka, seakan merasa diri telah cukup bekal dan akan masuk syurga.
Diri telah mulia dengan ilmu yang ada di dada dan amal yang telah di amalkan, diri telah pun indah dengan dihiasi akhlak yang mulia serta pakaian yang cukup untuk dikatakan”soleh/solehah”. Mata seakan merasa sakit jika melihat orang yang berpenampilan yang biasa-biasa saja. Diri pun seakan menunjuk-nunjuk siapa diri. Seakan berkata”tahukah anda??seperti inilah seorang muslim/mulimah”(dengan bangga dan seakan membusungkan dada).

Lupa akan diri dan takdir ilahi yang belum lagi diketahui...

Boleh jadi...yang taat solat dan sujud kepada allah pada hari ini, boleh jadi suatu saat nanti menjadi orang yang lari dari allah. Orang yang ingkar pada allah pada hari ini, boleh jadi suatu saat nanti menjadi orang yang taat kepada ilahi.

Diangkat dari pengalaman...

“Dia adalah seorang wanita solehah ketika itu.sebelum memeluk islam, dia adalah penyembah berhala. Pemeluk agama budha. Setelah selesai sekolah menengah, dia memutuskan untuk memeluk islam yang selama ini telah membuat hatinya tertarik. Keluarganya sangat marah mendengar keinginannya itu untuk pindah agama. Setelah membulatkan tekat dihati, dia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan pergi merantau ketempat lain dan segera memeluk islam. Awal perjalanan hidupnya sebagai seorang muslimah ia tempuhi dengan begitu pahit. Tinggal bersama keluarga muslim, belajar untuk bekerja, memasak. Maklumlah, sebelum ini dia tidak tahu apa-apa, berasal dari keluarga kaya. Dia mempelajari islam dengan bersungguh-sungguh. Dia memakai tudung/jilbab yang labuh. Padahal ketika itu orang yang perpakaian dengan jubah dan tudung/jilbab labuh dianggap asing bahkan dianggap sesat. Namun dia tetap istiqomah.
Suatu ketika keluarganya datang menemuinya. Dikatakan kepadanya bahwa ada seorang lelaki kaya, pemilik dari sebuah perusahaan besar dikota ingin menikahinya. Lelaki itu beragama budha.

Orang tuanya berkata”kalau kamu menikah dengannya, kamu tidak perlu hidup susah. Kamu akan jadi orang kaya.”

“mama...kalau saya kawin dengan dia,saya memang jadi orang kaya. Tapi diakhirat nanti saya akan masuk neraka. Mama...saya lebih memilih untuk seperti ini dari pada saya masuk neraka.”dia menjawab dengan nada yang cukup sopan.

Beberapa tahun kemudian, dia menikah dengan seorang ustaz. mereka dikarunia dua anak lelaki dan dua anak perempuan. Dia bekerja membantu suaminya menyediakan makanan untuk dijual. Suatu ketika seorang wanita muslimah bertanya kepadanya.

”kak...apakah tidak panas dengan tudung labuh seperti ini?”
dia menjawab dengan penuh keyakinan “panas..tapi diakhirat nanti jauh lebih panas kalau tidak tutup aurat dengan baik.”

Setelah lebih dari 14 tahun memeluk islam, entah apa yang terjadi...
Ketika saya berjalan kaki menuju pasar, saya melihat seorang wanita yang tidak bertudung, memakai seluar/celana jeans sebatas lutut sedang mengendarai motor. Dari jauh saya melihat..dalam hati berkata”sepertinya saya kenal wajah ini...siapa ya..?”lama tertanta-tanya sendiri. Ketika berhampiran, dia langsung menegur saya dengan menyebut nama saya sambil berlalu. Saya hanya menganggukkan kepala dan menjawab sapaannya. Dalam hati masih tertanya-tanya” siapa wanita itu?”. Setelah jauh dan hilang dari pandangan, barulah saya ingat siapa wanita itu. Saya kenal baik denngan keluarganya. Saya kenal dengan anak-anaknya serta suaminya. Bahkan saya termasuk orang yang dekat dengan keluarga itu.
Saya bertanya pada anaknya”dik..apa kabar keluarga adik?tadi abang melihat seorang wanita tidak memakai tudung. Wajahnya mirip mama. Adik kenal dia?”
Adi itu menjawab”bang..itu memang mama bang. Mama sekarang sudah tidak pakai tudung bang. Mama mengatakan bahwa mama sekarang sudah tidak peduli dengan yang namanya dosa..”
Saya hanya mampu mengis dalam hati...
Semoga kisah ini dapat kita jadikan sebagai satu pengajaran.
Hati...sebening embun..mohonlah kepada pemiliknya agar ditetapkan dalam keadaan itu hingga keakhir hayat nanti...

No comments:

Post a Comment

terimakasih sebab sudi mengunjungi blog sy...
smoga bermanfaat untuk semua..